Senin, 18 Mei 2009





What happened to you
You played the victim for so long now in this game
What I thought was true
Is made of fiction and I'm following the same

But if I try to make sense of this mess I'm in
I'm not sure where I should begin
I'm fallin'
I'm fallin'

Now I'm in over my head
for something I said
Completely misread
I'm better off dead

And now I can see
I think it could be
This hypocrisy is beginning to get to me

It's none of my concern
What is luck to me I don't believe in fame
I guess you never heard
I bet the makers they don't even know your name

But if I had to say goodbye to leave this hell
I think my time has served me well
I'm fallin'
I'm fallin'

[Chorus]

This came all before
Those who suffer more
I'm too awake for this to be a nightmare

What's with my disgrace
I lost the human race
No one plans for it to blow up in their face

Who said it was easy to put back all of these pieces
Who said it was so easy to put back all of these pieces

[Chorus]

Over my head
Better off dead

Over my head
Better off dead

ALRIGHT!

Baca selengkapnya disini......

Logging while Drilling (LWD)

Logging while drilling (LWD) adalah teknik untuk menyampaikan alat logging suur kedlam daras lubang sebagai bagian dari bottom hole assembly (BHA).

alat LWD bekerja dengan MWD system untuk mengirimkan sebagian atau keseluruhan hasil perhitungan ke lokasi permukaan melalui drilling mud pulser atau teknik yang lebih berkembang, sementara alat LWD tools masih ada didalam sumur yang biasa disebut "Real Time Data". perhitungan menyeluruh dapat ditemukan dari alat LWD setelah alat tersebut ditarik kepermukaan, yang disebut "Memory Data".

teknologi LWD dikembangkan dari teknologi logging sebelumnya sebagai was developed originally as an perangkat tambahan dari teknologi MWD sebelumnya untuk memenuhi atau mengganti sebagian operasi wireline logging operation. dengan pengembangan dari teknologi dekade sebelumnya, LWD sekarang digunakan secara meluas (termasuk geosteering), formation evaluasi (biasanya untuk real time dan sumur dengan sudut kemiringan tinggi diatas 45).



Perhitungan yang disediakan LWD

teknologi LWD sebenarnya dikembangkan secara sebagian atau keseluruhan untuk menggantikan wireline logging sehingga umumnya perhitungan yang tersedia pada LWD sama dengan wireline logging, beberapa perhitungan hanya didapatkan pada LWD, berikut adalah daftar dari perhitungan yang tersedia pada teknologi LWD

* Natural Gamma Ray (GR)
o Total Gamma Ray
o Spectral Gamma Ray
o Azimuthal Gamma Ray
o Gamma ray close to drill bit.
* Density and Photoelectric Index
* Neutron Porosity
* Borehole Caliper
o Ultra sonic azimuthal caliper.
o Density Caliper
* Resistivity (ohm-m)
o Attenuation and phase shift resistivities at different transmitter spacings and frequencies.
o Resistivity at the drill bit.
o Deep directional resistivities
* Sonic
o Compressional Slowness(Δtc)
o Shear Slowness (Δts)
* Borehole Images
o Density Borehole Image
o Resistivity Borehole Image
* Formation Tester and Sampler
o Formation Pressure
o Formation Fluid Sample
* Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
* Seismic While Drilling (SWD)
o Drillbit-SWD
o VSP-WD (Vertical Seismic Profile While Drilling)

Sumber : http://lout-de-chevalier.blogspot.com/2009/06/logging-while-drilling-lwd.html


Free Signature Generator

Free Signature Generator

Baca selengkapnya disini......

Kondisi Reservoir


KONDISI RESERVOIR

Temperatur dan tekanan reservoir merupakan dua parameter yang sangat penting dalam teknik reservoir. Kedua parameter ini menentukan phase fluida didalam reservoir, contoh akibat karena pengaruh Temperatur dan tekanan, misalnya besar atau kecilnya factor recovery, viskositas fluida, faktor volume formasi dan lain-lain.

Dalam teknik reseevoir selama ini menganggap bahwa temperatur didalam reservoir tetap, sehingga proses yang terjadi dianggap proses pada temperatur tetap atau isothermal. Sepanjang anggapan ini berlaku maka parameter yang dominan pengaruhnya adalah tekanan. Oleh karena itu, maka pengukuran temperatur pada umumnya hanya dilakukan pada saat mula-mula sumur mulai diproduksikan, sedangkan tekanan harus diukur pada interval waktu tertentu dari waktu ke waktu selama sumur diproduksikan. Selain itu agar tekanan reservoir tidak cepat turun diusahakan pressure maintenance dengan jalan injeksi gas atau air formasi.

  1. TEMPERATUR RESERVOIR

Temperatur reservoir bervariasi dari suatu tempat ke tempat yang lain yang tergantung dari kedalaman dan gradient temperatur setempat. Dari berbagai penelitian selama ini gradien temperatur (geothremal gradient) berkisar antara 1 - 2 oF/100 ft.


Dimana :

t = temperatur formasi pada kedalaman h, oF

gT = gradien temperatur, oF/ft

h = kedalaman formasi, ft

60, 74 = temperatur rata-rata permukaan, oF


  1. TEKANAN RESERVOIR

Tekanan fluida dalam system terbuka diukur terhadap permukaan air laut. Gradient tekanan hidrostatik didalam kebanyakan reservoir ialah sebesar 45 psi/100 ft untuk air formasi yang mengandung 55.000 ppm garam. Gradient tekanan static yang disebabkan oleh batuan (lithostatic gradient) adalah sebesar 100 psi/100 ft.

Berdasarkan data yang didapat dari berbagai pengukuran tekanan reservoir ternyata banyak dijumpai reservoir yang gradient tekanannya lebih besar dari gardien tekanan normal (45 psi/100 ft). Dalam hal yang demikian tersebut maka disebut tekanan abnormal. Oleh karena itu harus hati-hati pada saat melakukan pemboran untuk mengontrol Lumpur pemboran sehingga tidak terjadi semburan liar (blowout).

Sebaliknya juga sering dijumpai reservoir yang gradient tekanan lebih kecil dari gradient tekanan normal, dan dalam hal ini disebut tekanan sub-normal. Untuk hal itu harus hati-hati pada saat melakukan pemboran sehingga tidak terjadi hilang Lumpur (loss circulation).

P = tekanan formasi @ kedalaman D. Psi

D = kedalaman formasi, ft

(dP/dD)= gradien tekanan air, psi/ft

p = tekanan atmosphere, psia

C = konstanta, psia

Jika C = 0, P adalah tekanan normal, C = positif, P adalah abnormal dan C = negatif, P adalah tekanan sub-normal.

Harga gradien tekanan untuk fluida adalah sebesar :

(dP/dD)w = 0.45 psi/ft ................. (water)

(dP/dD)o = 0.35 psi/ft ................. (oil)

(dP/dD)g = 0.08 psi/ft ................. (gas)


Tekanan formasi ditentukan dengan beberapa cara, yaitu dengan DST (Drill Stem Test) atau dengan PressureRecorder Amerada.

Problem pemboran berkait dengan tekanan formasi :

>Menurunkan laju penembusan

>Hilang lumpur

>Rekah formasi

>Pipa terjepit

Perkiraan dan pendeteksian tekanan abnormal :

1.Teknik Prediktif

Metoda prediksi dengan menggunakan data geofisik (seismic, gravity dan magnetics)

2. Teknik Deteksi

Metoda prediksi dengan menggunakan data-data pemboran

3. Teknik Konfirmasi

Metoda prediksi dengan menggunakan wireline log dan dan survey tekanan.

Sumber data untuk mendeteksi tekanan abnormal pada waktu pemboran :

1. Parameter pemboran (RPM, WOB DAN ROP)

2. Parameter lumpur (TEMPERATUR, DENSITAS DAN GAS INFLUX)

3. Serbuk bor.

Parameter pemboran untuk mendeteksi tekanan abnormal berdasarkan :

1. Pada zona transisi kompasinya lebih besar dan akan menurunkan laju penembusan (ROP)

2. Pada zona tekanan abnormal batuannya lebih porous sehingga menghasilkan ROP yang tinggi dan juga RPM yang tinggi secara mendadak (DRILLING BREAK).

dari Pak Alim Kurniawan

Baca selengkapnya disini......