Senin, 08 Juni 2009

Penguin Raja Terancam Punah

20080828172546
Para Ahli biota laut memprediksikan, prospek Penguin Raja terancam punah sebagai akibat pemanasan cuaca meningkat semakin cepat. Selain bentuk badanya yang besar, pembeda Penguin Raja dengan spesies penguin lain ialah bulu oranye keemasan yang terdapat di telinga dan ujung dada mendekati leher

Mereka berkembang biak di tujuh kelompok-sub Kepulauan Antartika dengan populasi terbesar di Kepulauan Falkland, Kepulauan Macquarie, Kepulauan Heard, Iles Crozet, dan kepulauan Marion.Total keseluruhan populasi mencapai lebih dari dua juta pasang pengiun.

Pemanasan global terjadi lebih cepat di beberapa bagian dari benua beku tersebut, tepatnya di area Barat laut yang dikenal Semenanjung Antartic (Antartic Peninsula) dimana pada 50 tahun terakhir temperatur telah naik hingga 2,5 derajat Celcius, lima kali dari rata-rata kenaikan temperatur dunia.

"Bagaimanapun, penguin-penguin yang tinggal tidak dekat semenanjut ikut pula mendapat dampat dari penghangatan dari temperatur di permukaan laut kutub." ujar seorang ahli tergabung dalam kelompok ilmuwan biota laut seperti yang dilansir oleh situs online Telegraph.co.uk.

Makanan utama burung laut tersebut ialah ikan kecil dan cumi-cumi. Para ahli menyatakan jika spesies tersebut kini menderita akibat pemanasan do Samudera Selatan. Temperatur permukaan laut lebih tinggi membuat makhluk laut santapan penguin mati dan berkurang. Itu tentu saja akan menurunkan daya tahan dari Penguin Raja, karena mereka harus bergerak dan pindah dalam jarak lebih jauh untuk menemukan makanan.

Para ahli mengkalkulasi akan ada penurunan 9 % populasi penguin dewasa setiap kenaikan 0.26°C pada temperatur permukaan laut. Itu artinya para penguin berada dalam resiko besar dari kondisi pemanasan global. Mereka menyimpulkan jika ada resiko kepunahan terbesar berdasar prediksi saat ini yaitu meningkat 0.4 persen setiap tahun pada dua dekade kedepan.mr-republika

www.republika.co.id

Baca selengkapnya disini......

Pemerintah Swiss Tentang Larangan Menara Masjid

20080828152823Pemerintah Swiss menegaskan kembali pada 27 Agustus lalu, jika kampanye yang dilakukan kelompok ultra kanan, Partai Rakyat Swiss (SVP) untuk melakukan referendum tentang pelarangan mendirikan menara masjid di Eropa Tengah, merupakan tindakan diskriminasi dan inkonstitusional.

"Inisiatif populer menentang konstruksi menara masjid telah dimasukkan berkaitan dengan kebijakan aplikatif tapi bertentangan dengan jaminan hak asasi internasional dan kontra dengan nilai utama dari Undang-Undang Negara Swiss," begitu pernyataan pemerintah seperti yang dikutip oleh kantor berita Reuters.

SVP yang menyebarkan kampanye tersebut telah mengumpulkan 113.540 tanda tangan, jumlah yang cukup untuk memaksa pungutan suara nasional terhadap pelarangan menara masjid. Menurut undang-undang Swiss, elektorat dapat meminta pungutan suara resmi jika mampu mengumpulkan 100.000 tanda tangan dari pemilih yang telah ditentukan layak, untuk inisiatif undang-undang baru.

Proposal menara itu telah didiskusikan oleh parlemen sebelum dilakukan pemungutan suara populer dan proses tersebut akan memakan waktu beberapa tahun. Pemerintah menghimbau kepada parlemen untuk merekomendasikan ''tidak'' pada pungutan suara, karena berlawanan baik dengan konvensi hak asasi PBB maupun yang berlaku di Eropa.

Pemerintah juga mengingatkan akibat dari menyetujui pelarangan tersebut. "Proposal tersebut sama sekali tidak mencerminkan cara tepat untuk mencegah dan melawan kekerasan yang menjadi bagian dari kelompok ekstrim fundamentalis," ujar pemerintah.

SVP sendiri yang mengaku berkampanye untuk melindungi nilai-nilai Kristiani menuding jika menara masjid ialah simbol kekuatan dan mengancam tatanan undang-undang di Switzerland.

Kini ada dua masjid yang memiliki menara di negara Eropa Tengah tersebut, masing-masing di Jenewa dan Zurich. Namun sering kali panggilan untuk ibadah sholat tidak dikumandangkan lewat menara-menara tersebut. Kabinet juga mengatakan jika pelarangan itu akan merusak citra Swiss di mata dunia.

"Ini akan menghasilkan dampak negatif bagi keamanan fasilitas dan menurunkan daya tarik perekonomian di Swiss,". Saat ini jumlah warga Muslim mencapai 350.000 orang dari total populasi penduduk sebesar 7,4 juta jiwa. Islam menjadi agama terbesar kedua di Swiss setelah Nasrani.

Baca selengkapnya disini......