Baker Hughes is an industry leader in Surface Logging Systems (Mud Logging), which is offered as a standalone or integrated service combined with other INTEQ Services. All INTEQ field operations are supported on the same PC based platform, the Powerful and proven AdvantageSM system, which allows for a truly integrated, cross product line, service. The wellsite personnel benefit from single data entry with information openly flowing across all product lines, allowing field engineers to focus on their core area of expertise.
With over 50 years of Surface Logging experience, INTEQ SLS operates all over the world, with ongoing operations in 28 countries and prides itself on quality service delivery, with cutting edge technology and highly trained personnel, needed for today's challenging drilling and FE demands. Our rig-site geologists and engineers use the specialist software modules of the AdvantageSM system to acquire and store lithological data that is combined with engineering data collected from surface sensors and downhole services to provide integrated formation evaluation, monitoring of drilling performance and operational safety.
The Surface Logging Services (SLS) cabin fleet is maintained and updated so as to provide a safe and reliable environment for the provision of wellsite services. Data from all INTEQ services can be integrated and transmitted through the RigLink® system to make your well data available to you on your desktop via the internet in a secure and easy to use fashion.
The Advantage system is also capable of transmitting and receiving the WITS protocol, to level 2B standards. INTEQ has also been a leading member of the new WITSML industry standard development.
Advanced Gas Analysis
INTEQ uses the Agilent 6890GC for high accuracy and sensitivity in gas monitoring and evaluation. Modified to INTEQ specifications, it has independent Total Gas and Chromatographic detectors, with resolution down to 1ppm, and fast cycle times, (52 seconds) with perfect C1/C2 peak separation. This sets the industry standard in accuracy and reliability
Software Integration
The 6890 is networked for remote control with output and gas ratio calculation performed in realtime for output. This can give 'quick-look' capability for fluid typing and fluid contact information
Safety Monitoring
The Advantage system monitors drilling fluid parameters linked to an alarm system to give early warning of potential problems. The Flowback Monitor characterizes the mud flow back to the pits when circulation stops and 'learns' what is normal behaviour. Alarms are set to catch irregular flowback as quickly as possible to allow for reaction to potentially dangerous situations such as an kick.
INTEQ's SLS system contains an H2S detector as standard monitoring gas at all times in the circulating system. Optional CO2 detection is also available.
Jumat, 24 April 2009
Logging permukaan
Produksi Chevron Turun
Produksi minyak Lapangan Minas, Riau yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sempat terganggu menyusul pemadaman listrik pada Kamis 5 Juni 2008 pagi.
Deputi Operasi Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Dodi Hidayat di Jakarta, Jumat (6/6) mengatakan, produksi minyak Lapangan Minas sempat turun hingga 40.000 barel per hari. "Namun, mulai Kamis malam produksi sudah mulai normal kembali," katanya.
Pada Kamis pukul 22.06 WIB, Chevron berhasil mengoperasikan kembali satu unit pembangkit berkapasitas 100 MW, sehingga produksi kembali normal.
Dodi menambahkan, produksi minyak PT Bumi Siak Pusako yang juga terganggu akibat kejadian tersebut sudah kembali normal. Produksi minyak PT Bumi Siak Pusako sempat turun 23.000 barel per hari.
Jaringan transmisi listrik 115 kV antara Kotabatak dan 5B substation dan transmisi 230 kV antara Kotabatak hingga North Duri substation terganggu akibat terkena petir.
Manajer Komunikasi CPI Santi Manuhutu mengatakan, sebanyak tiga unit generator utama di fasilitas produksi Duri padam karena kejadian tersebut dan mengganggu sebagian besar sumur produksi. "Namun, mulai Jumat hari ini, pasokan listrik sudah normal kembali," katanya.[*/L5]
Harga Minyak Indonesia US$ 50,62/Barell
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia Crude Price (ICP) hingga April mencapai angka US$ 50,62 per barel.
Angka ini mengalami kenaikan US$3,67 per barel dari ICP bulan sebelumnya yaitu US$ 46,59 per barel.
Berdasarkan data yang dikutip VIVAnews, Sabtu 2 mei 2009 dari situs Direktorat jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) DESDM menjelaskan, perhitungan ini mengacu pada formula ICP. Sementara untuk harga Minas/SLC untuk April sebesar US$ 53,45 per barel, naik US$ 4,94 per barel dari bulan Maret yang mencapai US$ 48,51 per barel.
Peningkatan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang disebabkan beberapa faktor, antara lain optimisme pasar akan mulai bangkitnya pertumbuhan perekonomian dunia, sehubungan dengan kesepakatan Negara-negara anggota G20 dalam pertemuan tanggal 2 April 2009 di London, untuk mengalokasikan dana bantuan sebesar US$ 1,1 triliun kepada IMF dan institusi keuangan dunia lainnya dalam masa resesi saat ini.
Selain itu, menguatnya bursa saham dunia terutama Wall St-AS, sehubungan dengan laporan peningkatan pendapatan beberapa perusahaan besar seperti Wells Fargo Bank, Citigroup, General Electric dan Google pada kuartal I tahun 2009, sehingga memberikan harapan terjadinya perbaikan pada sektor finansial serta menurunnya produksi minyak mentah OPEC sebesar 0,145 juta barel per hari menjadi 27,90 juta barel per hari sebagai dampak semakin meningkatnya kepatuhan (compliance) anggota OPEC dalam mengimplementasikan kesepakatan pemotongan produksinya. Saat ini tingkat compliance mencapai 83 persen.
Melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap euro yang dipicu oleh peningkatan kegiatan industri dan perbankan di Eropa sehingga meningkatkan daya tarik investor terhadap komoditas seperti minyak mentah dan kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan terganggunya suplai minyak mentah dari Nigeria terutama akibat serangan kelompok militan terhadap fasilitas pipa minyak di wilayah Niger Delta, Nigeria, pada pertengahan April 2009 yang telah menyebabkan kebakaran dan ditutupnya jalur pipa utama serta stasiun-stasiun pemompa yang berdekatan sehingga menghasilkan penghentian produksi sebesar 0,18 juta barel per hari.
Untuk kawasan Asia Pasifik, selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, peningkatan harga minyak juga disebabkan oleh penundaan pengoperasian kembali unit PLTN No 7 Stasiun Kashiwazaki Kariwa milik TEPCO hingga paling cepat pada pertengahan Mei 2009 dan meningkatnya tingkat pengolahan minyak mentah kilang-kilang di Cina pada bulan April 2009 yang mengindikasikan mulai berhasilnya program stimulus ekonomi pemerintah Cina yang berdampak terhadap membaiknya permintaan energi, termasuk minyak.