Kamis, 04 Juni 2009

Terbrntuknya Minyak & Gas

Free Signature Generator

Bagaimana terjadinya minyak dan gas bumi ?

Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.

Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.

Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.

Apa saja komponen-komponen pembentuk minyak bumi ?

Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Apakah ada perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi ?. Ya, ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?

Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.

Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.

Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
Free Signature Generator

Baca selengkapnya disini......

Thermal Spray

The term "Thermal Spray" describes different sub-processes. They are clustered by the filler material, the process itself or the energy transfer media.

Thermal Spray techniques are coating processes in which melted (or heated) materials are sprayed onto a surface. The "feedstock" (coating precursor) is heated by electrical (plasma or arc) or chemical means (combustion flame). Coating thicknesses range between approximately 20 micrometers (μm) and several millimetres (mm) depending on the process and feedstock. Thermal spraying is a line-of-sight process and typically can not be used to coat holes and deep recesses on a work piece.

The materials to be deposited as the coating are typically fed into the spray gun in powder, wire or rod form where they may be atomized before being accelerated towards the substrate, or material to be coated. "As the sprayed particles impinge upon the surface, they cool and build up, splat by splat, into a laminar structure forming the thermal spray coating."

The surface may not heat up significantly, allowing the coating of flammable substances.

Coating quality is usually assessed by measuring its porosity, oxide content, macro and microhardness, bond strength and surface roughness. Generally, the coating quality increases with increasing particle velocities.

Spray coatings may either be applied manually or by machine, depending on complexity, cost, and environmental and safety concerns.

Baca selengkapnya disini......


JAKARTA - Indonesia berpotensi meraih untung sekitar USD750 miliar jika pemerintah mau melakukan nasionalisasi lapangan migas domestik.

Demikian proyeksi Ketua Umum Aspermigas Effendi Sirajuddin, saat seminar bertema Migas Sebesar-Besarnya untuk Kemakmuran Rakyat, di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Senin (21/7/2008).

Proyeksi itu didasari langkah Venezuela saat melakukan nasionalisasi lapangan Orinoco Exxon Mobil. Produksi minyak di Lapangan Orinoco sebanyak 600ribu bph dengan cadangan 30 miliar barel. Untuk nasionalisasi ini, Exxon Mobile meminta harga USD25 miliar ke pemerintah Venezuela. �

Sementara itu, cadangan minyak Indonesia tujuh miliar barel senilai USD1000 miliar, dengan asumsi harga minyak dunia USD150 per barel. Sementara untuk biaya investasi dan produksi sebesar 20 persen per barel. Jadi keuntungan bersihnya USD800 miliar. Sementara yang dibawa asing USD350 miliar.

Sebanyak 80 persen atau sekitar 650 ribu bph produksi minyak Indonesia dikuasai oleh asing.

"Dengan merujuk angka produksi lapangan orinoco Exxon Mobil, maka untuk membayar perusahaan minyak asing yang dinasionalisasi yakni sekitar USD30 miliar hingga 50 miliar. Dari biaya itu, Indonesia masih berpotensi untung� sekitar� USD750 per barel," katanya.

Effendi menilai meski pemerintah telah beupaya, namun masih terjadi kegagalan kebijakan energi dan migas. Kegagalan ini karena impor minyak mencapai 70 persen, 80 persen produksi nasional didominasi oleh perusahaan migas dan 80 persen belanja per tahun didominasi sektor jasa dan barang asing.

"Nasionalisasi perusahaan produk asing akan mempercepat upaya swasembada pangan dan energi, lepas dari ketergantungan asing sehingga beban APBN berkurang,

economy.okezone.com

Baca selengkapnya disini......