Selasa, 19 Mei 2009

Akal Pikiran

''Katakanlah: 'Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya'.'' (QS Al Ankabut [29]: 20).
Salah satu keistimewaan manusia dibanding dengan makhluk lainnya adalah diberinya akal pikiran oleh Allah SWT. Akal merupakan penggerak yang memotivasi manusia dalam mengarungi kehidupan.

Islam menyeru kita agar terus menggunakan akal pikiran: memerhatikan, merenungi, dan memikirkan fenomena-fenomena alam serta keindahan ciptaan-Nya. Islam mengajak manusia berpikir karena merupakan pendorong yang sangat kuat bagi kaum Muslimin untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang luas.

Selain itu, dengan merenungi dan memikirkan kekuasaan-kekuasaan Allah, keindahan ciptaan-Nya, dan fenomena-fenomena alam dengan segala keteraturan sistem alam raya, merupakan suatu jaminan yang dapat mengantarkan keimanan seseorang kepada Sang Pencipta.

Meskipun dituntut untuk berpikir, kita harus berhati-hati dalam menggunakan akal pikiran. Agar kita tidak terjebak di dalam kesalahan berpikir. Rasulullah SAW selalu mengingatkan agar pemikiran kita selalu bersih dari aib-aib yang merusak kejernihan akal pikiran, seperti taklid dan tidak berdalil.

Taklid ialah mengikuti pemikiran atau pendapat orang lain tanpa mengetahui kebenarannya. Rasul bersabda, ''Janganlah kalian menjadi orang yang taklid (ikut-ikutan).'' (HR Tirmidzi).

Adapun yang dimaksud dengan tidak berdalil, yaitu mengeluarkan suatu keputusan, argumen, dan membuat simpulan tanpa didasari dengan dalil yang kuat. Kebanyakan manusia cenderung membuat simpulan, berargumentasi, memberikan keputusan tanpa didasari dalil yang kuat sehingga menjauhkan dari esensi kebenarannya. Allah berfirman, ''Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawabannya.'' (QS Al Isra [17]: 36).

Pada hakikatnya, Allah memberi akal pikiran agar manusia selalu berpikir dan mengorganisasi segala tindak-tanduknya di dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang bisa mengendalikan akal pikirannya dengan baik maka ia telah memanifestasikan kebaikannya untuk kehidupan akhirat kelak.

Oleh: Muhammad Shofwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar