Rabu, 27 Mei 2009

Planning Sumur Directional

Well Profiles and Terminology
Untuk memudahkan pemahaman profil sumur Directional tipe Build hold and Drop yang lebih dikenal sebagai "S" well gambar 1.0 dapat memudahkan ilustrasi tersebut
- Kick of Point (KOP) adalah awal dari Build up Section, Build up Section seringkali didesain pada Build up Rate (BUR) konstan sampai didapatkan sudut lubang bor yang diharapkan atau end of Build pada lokasi target (EOB),
- BUR biasanya disebutkan dalam derajat per seratus kaki ("/100 ft) yang memudahkan perubahan perhitungan dalam sudut dalam Measure Depth (MD) yang sedang dibor, sudut lubang atau inklinasi selalu disebutkan dalam derajat dari sumur bor vertikal, arah atau Azimut dari sumur di sebutkan dengan memandang suatu bidang biasanya utara sejati, lokasi suatu titik dalam sumur umumnya diperlihatkan dalam derajat kartesian dengan rig sebagai lokasi penentu
- True Vertical Depth biasanya diperlihatkan sebagai jarak vertikal dibawah rig
- End of Build (EOB) di definisikan dengan koordinat dan TVD, spesifikasi EOB juga berisi sudut dan arah dari sumur pada titik tersebut, sudut dan arah yang tepat sangat menentukan dalam memungkinkannya suatu target diperoleh; juga dibutuhkan untuk menembus payzone pada sudut optimum untuk kebutuhan produksi
- Departure atau Vertical Section adalah jarak diantara dua titik survey yang diproyeksikan kedalam bidang horizontal, Departure adalah jarak antara dua titik lokasi survey yang diproyeksikan pada bidang horizontal
- Tangent Section diperlihatkan setelah Build Section, kegunaan dari tangent adalah untuk menjaga sudut dan arah sampai target tercapai, dari gambar Drop Section diperlihatkan sebagai akhir dari tangent, kegunaan dari Drop Section biasanya untuk menempatkan sumur bor pada reservoir dengan orientasi maksimum dengan memandang permeabilitas formasi atau tekanan formasi in-situ; sebagai alternatif, perluasan horizontal dapat dilakukan pada kasus dimana payzone terdapat banyak fracture vertical atau yang memiliki potensi gas atau water coning, faktor dalam desain sumur merupakan kunci untuk desain komplesi dan reservoir drainage serta produksi selanjutnya, dalam sumur horizontal.
Penempatan TVD akan meminimalkan gas coning atau produksi air, dalam formasi dengan fracture vertikal dimana fracture mungkin akan membantu aliran hidrokarbon, arah dari lintasan sumur di reservoir dapat dipilih untuk memotong multiple fracture, sebagai alternatif, dapat pula lintasan sumur ditempatkan pada arah untuk menghindari bidang fault yang diharapkan dapat memungkinkan migrasi air, penempatan optimal dari sumur bor dalam reservoir akan mengakibatkan produksi maximum dan merupakan langkah awal yang baik dalam perencanaan sumur

2.1.1. Perencanaan sumur Directional dengan single equation
Perhitungan interpolasi menunjukan perencanaan dari sumur Directional sangat sulit karena membutuhkan banyak persamaan serta penggunaan Build up Chart, untuk memudahkan perencanaan sumur Directional dapat digunakan persamaan Wiggins untuk menghitung hold Inclination
Gambar 1.0 dapat menjelaskan tipe dari sumur Directional secara geometri serta berbagai parameter yang dapat ditentukan menggunakan keserupaan geometri parameter tersebut adalah:



Dari persamaan ini sumur Directional dibagi menjadi:
2.1.1. Tipe 1 Build and hold trajectory
Tipe ini merupakan tipe sumur Directional paling umum dimana hanya terdapat satu kali pembentukan sudut (r1), kemudian sudut tersebut dipertahankan agar mencapai posisi target yang telah ditentukan sepanjang Departure (DEP3)


Adapun perhitungan yang dilakukan pada tipe ini adalah:
1.1. Perhitungan sudut pembentukan lintasan awal (r1)
Perhitungan ini melibatkan penentuan Kick of Point (KOP) dengan Build up rate yang telah direncanakan
1.2. Perhitungan panjang lintasan Build up Section
Perhitungan panjang lintasan Build up Section dimaksudkan agar sumur memiliki
arah tetap pada target sehingga sudut akhir (rtarget) dapat terbentuk sempurna
1.3. Perhitungan panjang lintasan Hold
Perhitungan panjang lintasan hold dimaksudkan agar waktu pemboran dapat diperhitungkan dengan teliti sehingga biaya yang diperlukan dapat diminimalkan
1.4. Perhitungan Departure (DEP3)
Perhitungn ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh suatu target dari posisi awal pemboran


2.1.2. Tipe 2 Build hold and Drop trajectory
Tipe sumur Directional ini merupakan yang cukup sulit karena tidak hanya mempertahankan sudut yang terbentuk sepanjang hold, akan tetapi juga mengubah kembali sudut Hold menjadi Drop kemudian mempertahankan sudut Drop tersebut hingga mencapai posisi target sepanjang Departure (DEP4), biasanya tipe ini digunakan bila melakukan pembora didaerah saltdome ataupun menghindari fish (side tracking)
Adapun perhitungan yang dilakukan pada tipe ini adalah:
2.2. Perhitungan sudut Build (r1)
Perhitungan ini melibatkan penentuan kick of point (KOP) dengan Build up rate yang telah direncanakan
2.3. Perhitungan panjang lintasan Build up Section
Perhitungan panjang lintasan Build up Section dimaksudkan agar sumur memiliki
arah tetap pada target sehingga sudut akhir (rtarget) dapat terbentuk sempurna
2.4. Perhitungan panjang lintasan Hold
Perhitungan panjang lintasan hold dimaksudkan agar waktu pemboran dapat diperhitungkan dengan teliti sehingga biaya yang diperlukan dapat diminimalkan
2.5. Perhitungan sudut Drop (r2)
Perhitungan sudut ini dilakukan karena sumur diharapkan menghindari suatu masalah yang ada pada proses pemboran maupun karena menghindari masalah geologis
2.6. Perhitungan Departure (DEP4)
Perhitungn ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh suatu target dari posisi awal pemboran


Setelah suatu sumur selesai direncanakan maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan survey pada lintasan pemboran yang telah terbentuk, proses ini dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan suatu target meleset dari rencana awal yang disebabkan oleh masalah yang timbul dalam proses pemboran seperti terdapatnya fault pada daerah tersebut yang menyebabkan lintasan sumur berubah kemiringannya serta posisi Northing, Easting serta Azimutnya

1 komentar: