Senin, 15 Juni 2009

Setiap tahun sedikitnya ada lima sampai sepuluh juta ton minyak bumi dibuang ke perairan di seluruh dunia.2). Delapan persen diantaranya masih tertinggal di lingkungan dan meracuni secara langsung terhadap kehidupan di perairan dan secara tidak langsung meracuni ekosistim tumbuhan dan hewan. Kasus tumpahan minyak terbesar di Indonesia sendiri terjadi pada tahun 1975 dimana kapal Showa Maru menumpahkan 8.000 ton minyak bumi di Selat Malaka dan pada tahun 2003 terjadi tumpahan minyak di sepanjang pantai Bandara Sepinggan sampai Pelabuhan Semayang Balikpapan. Angka-angka tersebut belum termasuk tumpahan minyak yang dibuang ke perairan oleh kapal saat buang ballast di perairan lepas yang tidak dilaporkan sehingga buangan minyak tersebut tidak diketahui identitas pemiliknya untuk dimintai pertanggungjawaban.

Banyak cara untuk mengidentifikasi tumpahan minyak bumi di perairan. Salah satunya adalah dengan menggunakan spektrofotometri infra merah, terutama Spektrofotometer Fourier Transfirm Infra Red (FTIR). Digunakannya Spektrofotometer FTIR adalah atas pertimbangan kecepatan analisisnya. Kelebihan menggunakan Spektrofotometer FTIR adalah selain cepat dalam analisisnya dibandingkan spektrofotometer IR dispersi adalah dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning dan sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).




Untuk membantu mempercepat identifikasi minyak bumi digunakan program bantuan, salah satunya adalah bahasa pemrograman Visual Basic dengan menggunakan metoda Logika Syaraf Fuzzy (Neuro-Fuzzy Logics). Penggunaan Logika Syaraf Fuzzy ini berfungsi untuk menjembatani bahasa komputer (biner) dengan pola pikir manusia dengan pertimbangan subjektif berdasarkan kriteria tertentu, seperti seberapa besar kemiripan suatu minyak bumi atau berapa perbedaan yang bisa diterima untuk menentukan suatu minyak bumi adalah sama atau tidak.

Identifikasi minyak bumi penting artinya untuk mengetahui karakteristik dan asal-usul sumber minyak bumi tersebut. Pengetahuan mengenai identifikasi minyak bumi dapat diterapkan pada beberapa kegiatan dalam industri minyak dan gas bumi, misal ;
• Kegiatan Eksplorasi dan Produksi
• Kegiatan Pengolahan
• Kegiatan Lindungan Lingkungan

Pada kegiatan Eksplorasi dan Produksi, identifikasi minyak bumi dapat digunakan untuk mengetahui kebocoran pipa pada suatu lapangan minyak atau dalam suatu studi reservoir untuk mengetahui kontinuitas reservoirnya. Selain itu identifikasi minyak bumi berguna juga untuk mengetahui karakteristik endapan hidrokarbon dalam suatu lapisan batuan terhadap lapisan lainnya. Pada kegiatan Pengolahan, identifikasi minyak bumi dapat digunakan untuk memilih umpan di kilang. Pemilihan umpan ini dilakukan untuk memenuhi produk dengan spesifikasi tertentu. Sedangkan pada kegiatan Lindungan Lingkungan, identifikasi minyak bumi ini digunakan untuk mengenali tumpahan minyak, terutama dari kapal tanker di perairan bebas.

1. Masuknya Minyak Bumi ke Lingkungan.
Banyak kemungkinan masuknya minyak bumi ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Beberapa kiegiatan yang menjadi kemungkinan masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah :
• Produksi lepas pantai
• Transportasi
• Luruhan kota
• Rembesan alami
• Atmosfir
• Luruhan sungai
• Limbah industri
• Pengolahan

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh National Academy of Science, Amerika Serikat, besaran kontribusi masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah sebagai berikut :
• Produksi lepas pantai (1,3 %)
• Transportasi (34,9 %)
• Luruhan kota (4,9 %)
• Rembesan alami (9,8 %)
• Atmosfir (9,8 %)
• Luruhan sungai (26,2 %)
• Limbah industri (4,9 %)
• Pengolahan (3,3 %)
• Limbah domestik (4,9 %)

Dari gambar tersebut tampak bahwa penyumbang terbesar terhadap masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah dari kegiatan transportasi, kemudian disusul dari luruhan sungai.

2. Metoda Identifikasi Minyak Bumi.
Ada banyak metoda yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi minyak bumi berdasarkan karakteristik khususnya. Pada umumnya identifikasi minyak bumi dilakukan dengan cara menganalisis sifat-sifat kimia yang tidak terlalu dipengaruhi oleh proses pelapukan atau oleh cuaca, misal kandungan hidrokarbon berat, kandungan hidrokarbon poli aromatik, kandungan Belerang, kandungan Nitrogen, kandungan Nikel dan Vanadium, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut antara lain dapat diketahui menggunakan metoda berikut :

• Spektofotometri Infra Merah
Untuk mengetahui rasio pita serapan gugus rantai hidrokarbon pada bilangan gelombang tertentu, misal gugus metil, metilena dan hidrokarbon aromatik.

• Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa
Spektroskopi massa pada umumnya digabung dengan kromatografi gas untuk mengidentifikasi rasio senyawa-senyawa triterpana dan hopana.

• Kromatografi Gas
Untuk mengetahui pola kromatogram minyak bumi dan rasio pristana/fitana.

• Spektrofotometer Serapan Atom.
Untuk mengetahui rasio logam-logam dalam minyak bumi, terutama rasio kadar Vanadium/Nikel.

• dan metoda-metoda lainnya.
Ditulis oleh EG Giwangkara S di/pada Selasa, Agustus 22 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar