2.2. Survey
Survey pada pemboran berarah adalah membandingkan lintasan yang direncanakan terhadap lintasan yang terbentuk, oleh karenanya dalam survey ada beberapa parameter yang dijadikan acuan antara lain:
1. Kedalaman tegak sumur (TVD)
2. Kemiringan lintasan (Inclinasi)
3. Koordinat utara (North)
4. Koordinat timur (East)
5. Arah lintasan yang terbentuk (Azimut)
Parameter ini sama dengan parameter yang digunakan dalam perencanaan lintasan suatu sumur, karena hasil akhir yang dibaca pada pemetaan lintasan sumur adalah jarak kedalaman tegak sumur terhadap Vertical Section dalam Section View serta arah utara dan timur pada Plan View
Kelima parameter ini diperhitungkan dalam dua lokasi survey berbeda yang umumnya berjarak tiga puluh atau seratus meter, perhitungan parameter diatas berguna untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi pada saat rangkaian peralatan pemboran menembus formasi yang memiliki karakter tersendiri, sehingga lintasan terdefleksi dari rencana awal dan memungkinkan terjadinya masalah seperti menambah beban Drag, Key Setting, Dogleg, Pipe Sticking dan tidak tercapainya titik target yang telah direncanakan
2.2.1. Implementasi Survey
Setelah data survey pada dua station didapatkan, maka didapatkan pemetaan sementara sumur secara Section View dan Plan View, dari titik survey terakhir inilah dibuat perencanaan ulang apabila lintasan sumur yang terbentuk menyimpang dari perencanaan awal sehingga masalah yang mungkin terjadi pada pemboran dapat dihindari
dalam survey pemboran berarah ada beberapa metode yang digunakan antara lain: Tangensial, Average Angle, Balance Tangensial, Mercury, Radius of Curvature, Minimum of Curvature
walaupun saat ini perhitungan survey dilakukan menggunakan program komputer akan tetapi dasar perhitungannya adalah metode awal yang memiliki ketelitian tinggi antara lain metode Radius curvature maupun Minimum curvature.
2.2.2. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam survey pemboran Directional antara lain:
2.2.2.1. Tangensial
Persamaannya sangat sederhana, dan perhitungannya dapat dilakukan dengan mudah dilapangan, sayangnya metode ini kurang akurat dan menyebabkan banyak kesalahan dari metode lainnya. Metode tangensial menganggap bahwa lintasan dari sumur bor merupakan garis singgung dari lokasi sebelumnya dan lintasan sumur bor adalah garis lurus, jika digambarkan garis Tangent terhadap suatu kemiringan I2 seperti terlihat pada gambar 1.1, maka sudut A menjadi sama dengan kemiringan pada titik survey sebelumnya karena asumsi lintasan dari sumur bor adalah garis lurus, metode tangensial menghasilkan nilai Horizontal Departure yang besar dan nilai Vertical Displacement yang kecil ketika kemiringan bertambah.
Koordinat North-South, East-West ditentukan dengan menganggap bahwa Horizontal Departure dari panjang lintasan memiliki arah yang sama dengan Azimuth yang terekampada posisi sebelumnya, tetapi anggapan ini salah karena lintasan sumur bor merupakan fungsi dari lokasi survey atas terhadap bawah. Karena itu metode Tangensial menghasilkan kesalahan tambahan dari kesalahan yang telah ada karena metode perhitungan Horizontal Departure, kesalahan akan bertambah ketika North-South, East-West dihitung
Adapun persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah:
2.2.2.2. Average angle
Ketika menggunakan metode Average Angle, kemiringan dan Azimuth pada lokasi survey atas maupun bawah seimbang, dan lintasan dari sumur bor dianggap garis singgung yang seimbang terhadap kemiringan serta Azimuth. Perhitungannya hamper mirip dengan metode Tangensial dan hasilnya cukup tepat serta mudah untuk dihitung, metode ini dapat dipergunakan dilapangan apabila program computer tidak ada dan sumur dengan tingkat ketelitian tinggi antara jarak survey tidak terlalu besar karena kesalahan akan sangat kecil, metode Average Angle diilustrasikan pada gambar 1.2. metode ini tidak memiliki masalah pada kemiringan yang kecil dengan perubahan Azimuth yang besar
Persamaan yang dipakai pada metode ini adalah:
2.2.2.3. Minimum curvature
Metode Minimum of Curvature hampir sama dengan metode Radius of Curvature dengan menganggap sumur bor yang terbentuk adalah busur antara dua titik survey. Metode ini menggunakan persamaan yang sama dengan persamaan Balance Tangensial hanya saja dikalikan dengan faktor ratio yang dijelaskan dari busur yang terbentuk oleh sumur bor oleh karenanya metode ini menyediakan metode yang akurat dalam menentukan posisi sumur bor, gambar 1.4 menunjukan dasar perhitungan yang digunakan pada perhitungan minimum curvature.
Perhitungan Minimum of Curvature yang di modifikasi dari metode Balance Tangensial menganggap lintasan sumur bor adalah sepanjang garis I1A + AI2 perhitungan rasio faktor berubah dari lintasan I1B + BI2 yang merupakan busur dari sudut, secara matematik sama dengan metode Radius of Curvature dalam perubahan kemiringan hanya saja pada metode ini sudut diubah kedalam radian.
Selama tidak ada perubahan pada Azimuth lubang bor, persamaan Radius of Curvature dan Minimum Curvature akan memberikan hasil yang sama, akan tetapi jika ada perubahan Azimuth maka akan ada perubahan dalam perhitungan. Perhitungan Minimum Curvature menganggap bahwa busur adalah lintasan terpendek bagi sumur bor untuk bertemu pada kedua titik survey pada kemiringan kecil dengan perubahan Azimuth yang besar, jarak terpendek mungkin akan mengakibatkan penurunan kemiringan sumur serta pembelokannya, hal ini menjadi masalah karena metode Minimum of Curvature tidak memperhitungkan perubahan kemiringan serta Azimuth secara terpisah seperti yang dilakukan metode perhitungan Radius of Curvature
Persamaan yang dipakai pada metode ini adalah:
2.2.2.4. Radius of Curvature
Metode Radius of Curvature saat ini dianggap sebagai satu dari metode yang sangat akurat yang tersedia, metode ini menganggap bahwa lintasan sumur bor adalah lintasan busur antara posisi atas dan bawah lokasi survey, kemiringan dari busur ditentukan dengan survey kemiringan dan Azimuth pada lokasi survey atas maupun bawah seperti diperlihatkan pada gambar 1.3
Lintasan sumur bor dianggap sebagai sebuah busur pada metode ini dan akan menyerupai kenyataan dari sumur bor aslinya, kemiringan dan Azimuth dimesukan dalam satuan derajat I1, I2, Pemeriksaan dari perhitungan metode Radius of Curvature menunjukan bahwa jika kemiringan atau Azimuth sama untuk kedua titik survey, pembagian dengan nol akan mengakibatkan kesalahan juga dapat memasukan angka yang sangat kecil (seperti 1 x10-4) pada tiap titik survey sehingga kesalahan akan semakin kecil. Biasanya perhitungan dengan metode Radius of Curvature digunakan ketika merencanakan sebuah sumur, karena ketiga metode sebelumnya akan menghasilkan kesalahan pada perhitungan dengan jarak yang panjang
Radius of Curvature menganggap bahwa lintasan sumur bor berupa busur dan pada kenyataanya lintasan yang terbentuk menyerupai busur, pengembangan metode ini Minimum of Curvature memiliki dasar yang sama pada perhitungan hanya saja menambahkan rasio faktor dengan membagi sama panjang busur lintasan yang disurvey, dan mengubah sudut dalam satuan radians sehingga memiliki ketelitian lebih tinggi
adapun persamaan yang digunakan dalam perhitungan dua metode ini sama yaitu antara lain:
Pada penampang horizontal dilakukan perhitungan yang meliputi perubahan arah lintasan sumur terhadap arah Azimuth North dan East:
2.2.3. Pembuatan peta
Setelah data hasil survey didapatkan melalui perhitungan, maka dilakukan perhitungan Closure dan Direction guna mengetahui seberapa besar arah lintasan serta arah yang telah terbentuk untuk kemudian digambarkan dalam peta arah North-East atau Plan View, selain itu perlu dilakukan perhitungan Vertical Section untuk memetakan arah True Vertical Depth terhadap Vertical Section yang terbentuk karena faktor formasi atau Section View , perhitungan yang juga dimasukan kedalam survey adalah Dogleg
2.2.3.1. Closure and Direction
Garis Closure didefenisikan sebagai “garis lurus, dalam bidang horizontal berisi data lokasi survey terakhir digambarkan dari lokasi permukaan atas sampai pada lokasi terakhir survey” garis Closure seperti terlihat pada gambar 1.4. Dapat dikatakan, Closure adalah jarak terdekat antara lokasi permukaan dan proyeksi horizontal titik terakhir survey Closure selalu merupakan garis lurus sebab garis lurus adalah jarak terdekat diantara dua titik juga dapat dikatakan Closure adalah koordinat kutub pada titik survey yang ditentang oleh arah North dan East menjadi koordinat bujur sangkar
Ketika menetapkan Closure, arah harus diberikan karena tanpa arah, titik dasar sumur dalam bidang horizontal dapat berada dimana saja dalam bidang lingkaran dengan jarak lingkaran sama dengan jarak Closure, jarak serta arah dari Closure menetentukan posisi dasar sumur terhadap lokasi permukaan, Jarak Closure dan arahnya dihitung dengan persamaan berikut dengan asumsi koordinat sumur bor nol feet dari North serta nol feet dari East, jika koordinat sumur bor bukan nol maka dapat dilakukan interpolasi untuk menentukan Closure
2.2.3.2. Vertical Section
Vertical Section adalah jarak horizontal sumur bor dalam bidang miring tertentu dan digambar terhadap True Vertical Depth. Ketika garis sumur bor digambarkan Vertical Section digambarkan terhadap True Vertical Depth, jarak Closure tidak dapat digambarkan dengan akurat karena bidang Closure (Closure Direction), gambar vertikal dari sumur bor ada didalam bidang. Gambar 1.4 secara grafik memperlihatkan perbedaan antara jarak Closure dan Vertical Section, jarak Closure dan Vertical Section akan sama apabila arah Closure sama dengan bidang Vertical Section. Azimuth Vertical Section biasanya dipilih sebagai Azimuth lokasi permukaan sampai posisi target. Jika terdapat banyak target dan perubahan dalam Azimuth dibutuhkan untuk mencapai tiap target, Azimuth Vertical Section biasanya dipilih sebagai Azimuth dari lokasi peremukaan sampai pada titik tiap target, Vertical Section diperhitungkan dari Closure Distance dan Closure Direction. Persamaan untuk menghitung Vertical Section adalah sebagai berikut:
2.2.3.3. Dogleg
Dogleg Severity adalah perhitungan jumlah perubahan sudut kemiringan (Inclination), dan arah (Azimuth) dari lubang bor, biasanya diperlihatkan dalam derajat setiap 100 feet dari panjang lintasan
Dogleg Severity akan bertambah apabila sudut kemiringan dan perubahan arah terjadi pada lintasan yang pendek dan berubah secara cepat, besarnya nilai Dogleg Severity dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Dogleg Severity sebenarnya bukanlah masalah dalam pemboran directional, ketika dogleg dianggap ketika dianggap memotong. Masalah yang berkaitan dengan dogleg adalah torsi dan drag semakin besar dogleg akan menyebabkan torsi dan drag makin besar, Drill String akan mengalami torsi yang kecil dari Dogleg ketika melakukan pemboran, karena collar dalam tension kecuali dalam sumur horizontal maupun sumur dengan kemiringan tinggi akan tetapi ketika melakukan tripping dan reaming, torsi akan semakin besar karena collar menjadi tegang dan menambah tegangan keseluruhan dari drill string
Dalam sumur horizontal atau sumur dengan kemiringan tinggi, torsi mungkin akan kecil ketika berputar pada dasar sumur, perhatian harus dipusatkan pada saat perubahan yang penting dalam kemiringan dan atau arah sumur, karena Bottom Hole Assembly mungkin dapat menuju dasar sumur akan tetapi tidak dapat diangkat kembali melalui dogleg dan menimbulkan masalah dalam pemboran, oleh karena itu dalam survey perhitungan nilai Dogleg Severity menjadi penting untuk menentukan apakah Bottom Hole Assembly yang telah disetting masih mampu diangkat setelah terjadi perubahan arah dan kemiringan yang penting
Senin, 25 Mei 2009
Wellbore Survey
Minggu, 24 Mei 2009
Kenapa Lalat Sulit Dipukul?
yang melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.
Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.
Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.
"Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai," ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.
Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.
"Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya," ujarnya.
Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan akurat kurang dari 100 milidetik.mr-kompas
Robot Penjelajah Mars Tinggalkan Kawah Raksasa
Setelah menjelajah hampir setahun di kawah raksasa bernama Victoria, robot penjelajah Mars Opportunity akhirnya meninggalkannya. Opportunity mulai menuruni tebing kawah tersebut sejak September 2007 dan telah melakukan inspeksi terhadap lapisan misterius berwarna terang dan halus yang ada di dasar kawah tersebut.
Para insinyur NASA memutuskan hal tersebut setelah menemukan kenaikan tegangan listrik yang menggerakkan roda kiri. Mereka berharap masalah tersebut tidak sampai membuat roda mogok berputar sebelum sampai ke bibir kawah. Masalah yang sama menimpa robot kembarannya Spirit pada tahun 2006 sehingga roda kanannya mogok bekerja.
Kedua robot masih bekerja dengan baik di permukaan Mars sejak mndarat tahun 2004. Bahkan, Spirit dan Opportunity masih aktif setelah melalui 90 hari misi tambahan terakhir.mr-kompas
kanan Darah Pengaruhi Fungsi Otak
Kemampuan berpikir dan fungsi kognitif seseorang ternyata juga dipengaruhi oleh tekanan darah. Menurut National Institutes of Health, Amerika Serikat, kriteria batasan tekanan darah yang normal adalah 120/80. Di atas tekanan darah itu telah disebut dengan prahipertensi yaitu untuk sistolik adalah 120-139 mm Hg dan diastoliknya 80-89 mm Hg. Jadi untuk hipertensi atau tekanan darah yang tinggi adalah 140/90.
Penelitian terbaru dalam jurnal medis Hypertension, menyebutkan bahwa tekanan darah yang tidak normal baik diatas maupun di bawah normal, dapat menyebabkan gangguan dalam kemampuan dalam berpikir atau gangguan dari fungsi kognitifnya. Tapi hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, tingkat pendidikan dan juga penggunaan dari obat-obat hipertensi.
Penelitian di Amerika ini dilakukan terhadap 847 orang partisipan yang diminta untuk menyelesaikan serangkaian tes fungsi kognitif hingga tujuh kali selama jangka waktu 11 tahun. Hasilnya, nilai sistolik yang tinggi (nilai atas dari nilai pengukuran tekanan darah) berhubungan dengan fungsi kognitif yang menurun pada partisipan yang berusia lebih tua. Sedang nilai diastolik (nilai bawah dari pengukuran tekanan darah) yang meningkat atau menurun, berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif dari partisipan yang berusia lebih tua, pendidikan kurang dan tidak mengkonsumsi obat hipertensi.
oleh baron-von-icon.
Burung Berdada Oranye Spesies Baru dari Gabon
http://www.kompas.com/data/photo/2008/08/18/051243p.jpg
Seekor burung yang memiliki warana dada oranye cerah yang hidup di pedalaman hutan Gabon, Afrika dipastikan sebagai spesies baru. Para ilmuwan telah memberinya nama Stiphrornis pyrrholaemus dan menyebutnya burung robin hutan berpunggung olive,abu-abu kehijauan.
Tes genetika memastikan burung yang memiliki panjang sekitar 12 centimeter dan berat 14 gram itu memiliki keunikan dibanding spesies burung sejenis. Tim peneliti dari Institut Smithsonian yang menemukan burung tersebut melaporkannya dalam jurnal Zootaxa terbaru.
"Saya mulai penasaran saat menemukannya untuk pertama kalinya di Gabon sejak tidak ada deskripsi spesies yang sesuai dalam panduan lapangan," ujar Brian Schmidt, ahli burung dari Museum Nasional Smithsonian seperti dilansir Reuters. Penampilan yang paling mencolok dan membedakannya dengan burung lainnya adalah titik berwarna putih di dekat kedua matanya.
Seperti dideskripsikan dalam jurnal ilmiah, burung yang berjenis kelamin jantan memiliki bulu kerongkongan dan dada berwarna oranye, perut kuning, punggung olive, dan kepala hitam. Sementara burung betina memiliki warna mirip namun sedikit lebih cerah.
Meski penemuan spesies robin hutan berpunggun olive ini bukan tujuan utama proyek kami, hal tersebut sungguh pengingat bahwa dunia masih penuh kejutan," ujar Schmidt yang menemukannya secara tak sengaja.
oleh schmidt.blogdpot.com
Geothermal
Dengan semakin naiknya harga bahan bakar minyak dan sumber energi yang lain, maka orang mulai berusaha untuk mencari sumber energi pengganti, dan hal ini jatuh pada energi panas bumi yang saat ini mulai dikembangkan diberbagai Negara di dunia.
Negara-negara yang saat ini telah berhasil memanfaatkan panasbumi adalah : Amerika Serikat, Italia, Selandia Baru, Jepang, Philipina, Iceland dan Indonesia.
Sumber panas bumi umumnya terdapat disekitar jalur gunung api karena magma merupakan sumber panasnya.
2. Tingkat Polusi
Dibanding dengan sumber energi bahan bakar maka sumber tenaga panas bumi relatif tidak terlalu menyebabkan pencemaran lingkungan lingkungan (non pollution).
Lapangan geothermal umumnya berhubungan erat dengan aktifitas gunung berapi. Dari kemanfaatan panas bumi dipermukaan seperti : fumarola, solfatara, lumpur panas dan mata air dikeluarkan “non coudensable gasses” seperti CO2, NH3, N2, H2, SO2 dan CH4. Gas-gas tersebut diatas apabila terdapat didalam jumlah/konsentrasi yang tinggi bisa membahayakan bagi manusia atau kehidupan disekelilingnya.
Bagi siapa yang pernah mengunjungi lapangan geothermal akan mencium bau seperti telor busuk, bau tersebut berasal dari gas H2S. Gas tersebut beracun. Dalam konsentrasi rendah menyakitkan mata (pedih) dan dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kematian (konsentrasi rendah bau, konsentrasi tinggi tidak).
3. Problema
Yang menjadikan masalah didalam pemanfaatan tenaga panasbumi antara lain :
- Re-injeksi fluida kedalam tanah.
- Kebisingan
- Emisi gas
- Penurunan Tekanan (subsudence)
- Kehidupan sosial
- Efek terhadap iklim
- Efek terhadap sumur yang lain
- Keselamatan dari “Blow out”
- Seisme
- Efek korosi dari gas
4. Teknik Eksplorasi
Didalam melakukan eksplorasi panasbumi pekerjaan dibagi atas beberapa tahap antara lain :
- Inventarisasi
- Survey pendahuluan
- Pemetaan geologi
- Penelitian geofisika
- Pemboran dangkal
- Pemboran dalam (eksplorasi)
5. Sumber Energi Panas Bumi
Sumber panas bumi berasal dari kegiatan gunung berapi dan intrusi (terobosan) magma. Dapur magma merupakan sumber energi panasbumi. Disamping proses pengangkatan dan perombakan kemudian mengakibatkan jalur-jalur gunung api aktif maupun yang telah padam membentuk pegunungan menjadi daerah penagkap air hujan/air kedalam tanah relatif lebih besar dari daerah sekitarnya.
Susunan batuan jalur gunug api adalah hasil erupsi gunung api dan merupakan perselang-selingan antara batuan piroklastik dan aliran lava yang membentuk susunan batuan tudung kedap air (impermeable) dan batuan porous-permeable. Bagian jalur gunung api dengan sumber panas relatif dangkal, terbentuklah daerah panas bumi yang dicirikan oleh kenampakan air panas, fumarola, dan lain-lain.
Pembentukan sumber panas bumi, dikontrol oleh proses-proses geologi yang telah dan sedang berlangsung sepanjang jalur vulkanisme, terobosan-terobosan magma serta pensesaran-pensesaran.
Di indonesia merupakan daerah vulkanik yang terbentuk pada zaman kwarter/ ± 4 – 5 juta tahun lalu.
Cara terjadinya uap panas bumi dapat dikategorikan seperti berikut :
- Sumber panas yang berasal dari pluton granit tidak dapat diperkirakan persis letaknya, tetapi hasil analisa mendapatkan bahwa letaknya tidak terlalu dalam. Juga sumber panas tidak menampakkan gejala-gejala di atas permukaan bumi.
- Suhu panas terbentuk batuan magmatik, kemudian keluar menembus permukaan bumi. Batuan magmatik dipermukaan akan membentuk gunung api tidak aktif atau berbentuk suatu gunung api aktif di masa lampau.
- Pembentukan uap panas erat hubungannya dengan kegiatan gunung api atau kegunung apian.
6. Sumber energi panas bumi terdiri dari :
- Panas bumi sistim uap kering (dry steam)
- Panas bumi sistim uap basah (wet steam)
- Panas bumi sistim air panas (hot water)
- Panas bumi sistim batuan kering panas (hot dry rock)
Energi panas bumi yang dapat dipergunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Mempunyai suhu yang tinggi (minimum 150oC di bawah tanah)
- Tekanan uap cukup besar (minimum 3 atm)
- Volume uap cukup banyak (10 ton per jam = 1000 KW listrik)
- Tidak terlalu dalam (maksimum 3000 m)
- Uapnya tidak menyebabkan karat (pH lebih kecil dari 7).
Sabtu, 23 Mei 2009
Republik Indonesia Vs Malaysia (Pecundang)
Ambalat adalah blok laut luas 15.235 kilometer persegi yang terletak di laut Sulawesi atau Selat Makassar. Blok laut ini tidak semuanya kaya akan minyak mentah.
- peta Ambalat
Awal persengketaan
persoalan yang timbul setelah pada tahun 1967 pertama kali dilakukan pertemuan teknis hukum laut antara Indonesia dan Malaysia kedua belah pihak akhirnya sepakat (kecuali Sipadan dan Ligitan diberlakukan sebagai keadaan status quo lihat: Sengketa Sipadan dan Ligitan) kemudian pada tanggal 27 Oktober 1969 dilakukan penanda tanganan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia disebut sebagai Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia – Malaysia, [1] kedua negara masing2 melakukan ratifikasi pada 7 November 1969, tak lama berselang masih pada tahun 1969 Malaysia membuat peta baru yang memasukan pulau Sipadan, Ligitan dan Batu Puteh (Pedra blanca) tentunya hal ini membingungkan Indonesia danSingapura dan pada akhirnya Indonesia maupun Singapura tidak mengakui peta baru Malaysia tersebut. Kemudian pada tanggal 17 Maret 1970 kembali ditanda tangani Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia [2] akan tetapi, kembali pada tahun 1979 pihak Malaysia kembali membuat peta baru mengenai tapal batas kontinental dan maritim dengan serta merta menyatakan dirinya sebagai negara kepulauan dan secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri dengan memasukan blok maritim Ambalat kedalam wilayahnya yaitu dengan memajukan koordinat 4° 10′ arah utara melewati pulau Sebatik. [3] tentu peta inipun sama nasibnya dengan terbitan Malaysia pada tahun 1969 yaitu diprotes dan tidak diakui oleh pihak Indonesia dengan berkali-kali pihak Malaysia membuat sendiri peta sendiri padahal telah adanya perjanjian Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia – Malaysia tahun 1969 danPersetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia tahun 1970, masyarakat Indonesia melihatnya sebagai perbuatan secara terus menerus dari pihak Malaysia seperti ingin melakukanekspansi terhadap wilayah Indonesia.
Aksi-aksi sepihak
- Tgl 21 Februari 2005 di Takat Unarang {nama resmi Karang Unarang) Sebanyak 17 pekerja Indonesia ditangkap oleh awak kapal perang Malaysia KD Sri Malaka,
- Angkatan laut Malaysia mengejar nelayan Indonesia keluar Ambalat.
- Malaysia dan Indonesia memberikan hak menambang ke Shell, Unocal dan ENI. [3]
- Berkaitan dengan itu pula surat kabar Kompas mengeluarkan berita bahwa Menteri Pertahanan Malaysia telah memohon maaf berkaitan perkara tersebut [4]. Berita tersebut segera disanggah oleh Menteri Pertahanan Malaysia yang menyatakan bahwa kawasan tersebut adalah dalam kawasan yang dituntut oleh Malaysia, dengan itu Malaysia tidak mempunyai sebab untuk memohon maaf karena berada dalam perairan sendiri. Sejajar dengan itu, Malaysia menimbang untuk mengambil tindakan undang-undang terhadap surat kabar KOMPAS yang dianggap menyiarkan informasi yang tidak benar dengan sengaja.
- Pada koordinat:
4°6′03.59″N 118°37′43.52″E terjadi ketegangan yang melibatkan kapal perang pihak Malaysia KD Sri Johor, KD Buang dan Kota Baharu berikut dua kapal patroli sedangkan kapal perang dari pihak Indonesia melibatkan KRI Wiratno, KRI Tongkol, KRI Tedong Naga KRI K.S. Tubun, KRI Nuku dan KRI Singa [6] yang kemudian terjadi Insiden Penyerempetan Kapal RI dan Malaysia 2005, yaitu peristiwa pada tgl. 8 April 2005 Kapal Republik Indonesia Tedong Naga (Indonesia) yang menyerempet Kapal Diraja Rencong(Malaysia) sebanyak tiga kali, akan tetapi tidak pernah terjadi tembak-menembak karena adanya Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Skep/158/IV/2005 tanggal 21 April 2005 bahwa pada masa damai, unsur TNI AL di wilayah perbatasan RI-Malaysia harus bersikap kedepankan perdamaian dan TNI AL hanya diperbolehkan melepaskan tembakan bilamana setelah diawali adanya tembakan dari pihak Malaysia terlebih dahulu.
- Shamsudin Bardan, Ketua Eksekutif Persekutuan Majikan-majikan Malaysia (MEF) menganjurkan agar warga Malaysia mengurangi pemakaian tenaga kerja berasal dari Indonesia
- Pihak Indonesia mengklaim adanya 35 kali pelanggaran perbatasan oleh Malaysia.[7]
- Tgl 24 Februari 2007 pukul 10.00 WITA, yakni kapal perang Malaysia KD Budiman dengan kecepatan 10 knot memasuki wilayah Republik Indonesia sejauh satu mil laut, pada sore harinya, pukul 15.00 WITA, kapal perang KD Sri Perlis melintas dengan kecepatan 10 knot memasuki wilayah Republik Indonesia sejauh dua mil laut yang setelah itu dibayang-bayangiKRI Welang, kedua kapal berhasil diusir keluar wilayah Republik Indonesia.
- Tgl 25 Februari 2007 pukul 09.00 WITA KD Sri Perli memasuki wilayah RI sejauh 3.000 yard yang akhirnya diusir keluar oleh KRI Untung Suropati, kembali sekitar pukul 11.00, satu pesawat udara patroli maritim Malaysia jenis Beech Craft B 200 T Superking melintas memasuki wilayah RI sejauh 3.000 yard, kemudian empat kapal perang yakni KRI Ki Hadjar Dewantara, KRI Keris, KRI Untung Suropati dan KRI Welang
Sumber : http://migasnet02parda726.blogspot.com/2009/05/republik-indonesia-vs-malaysia.html
Free Signature Generator
Baca selengkapnya disini......