Senin, 15 Juni 2009

ekonomi Pertamina Lakukan Ekspor Perdana Avtur


PT Pertamina (persero) melakukan ekspor perdana avtur dengan negara tujuan Inggris. Adapun volume yang diekspor sebesar 200 ribu mb yang berasal dari kilang Dumai yang dibeli shell.

"Pada 1 Juni 2009, kita ekspor perdana avtur sebanyak 200 ribu mb ex kilang dumai yang dibeli Shell untuk tujuan ke inggris," ujar VP Komunikasi PT Pertamina (persero) Basuki Trikora Putra, dalam pesan singkat yang diterima okezone, di Jakarta, Senin (15/6/2009)

Masalah harga, dia menyatakan, banderol yang digunakan dalam transaksi adalah harga pasar pada saat itu (on the spot). Namun dia enggan menyebutkan besaran angkanya.

"Ini kan business to business (B to B) ya, jadi harga transaksi ya untuk kepentingan korporat Pertamina dan Shell. Inikan juga termasuk etika bisnis saja," tambahnya.

Menurutnya kesempatan ekspor avtur ini yang jelas sebagai peluang bagi Pertamina dalam pengembangan pasar ke luar negeri karena kemampuan kilang yang memproduksi avtur lebih mencukupi untuk kebutuhan pasar dalam negeri.

"Apalagi setelah konversi minyak tanah ke LPG berjalan dengan baik,"



economy.okezone.com

Baca selengkapnya disini......

Lonjakan Harga Minyak Dunia Berimbas Pada IT



Melambungnya harga minyak bumi akhir-akhir ini tentunya banyak menimbulkan kekhawatiran hampir di semua bidang industri, termasuk Teknologi Informasi. Teknologi Informasi sendiri merupakan salah satu bidang vital di dunia yang juga menjadi tulang punggung hampir semua bidang usaha yang ada. Betapa tidak, saat ini semua bidang usaha, mulai dari skala kecil di pedesaan maupun skala internasional di dunia mengandalkan Teknologi Informasi dalam pengembangan dan penanganan bisnisnya sehari-hari. Jadi kita semua pasti sepakat, bahwa kedua hal ini pasti akan saling berpengaruh pada perkembangannya. Disatu sisi minyak bumi merupakan kebutuhan yang tidak tertawar lagi yang menggerakkan semua sektor industri maupun kepentingan publik. Seperti yang kita tahu, olahan dari minyak bumi ini sangat beragam dan dipergunakan di semua lini kehidupan. Itulah mengapa banyak pihak yang berkepentingan atas komoditas ini, karena disamping nilainya yang menjanjikan, minyak bumi merupakan komoditas yang bernilai ekonomis sekaligus politis.



Seiring dengan kenaikan harga minyak bumi akhir-akhir ini, berbagai bidang usaha mulai menuai kepanikan, diantaranya bidang teknologi informasi. Walaupun menurut Menteri Keuangan Indonesia tidak perlu panik menghadapi hal ini dengan alasan akan berimbangnya pengeluaran yang disertai penerimaan yang juga akan meningkat dari ekspor minyak bumi. Namun seperti yang dikatakan oleh Presiden, sebaiknya kita tetap mewaspadai kenaikan harga minyak ini, terlebih kenaikan yang terjadi saat ini benar-benar di luar estimasi pemerintah. Estimasi pemerintah untuk harga minyak bumi ini sendiri untuk tahun anggaran ini hanya sekitar $60 dollar Amerika, sedangkan yang terjadi adalah harga komoditas ini sempat menembus angka $92 dollar Amerika, walaupun saat ini telah turun pada kisaran $80an dollar Amerika. Tapi hal tersebut bukan berarti harga minyak akan terus mengalami trend penurunan, karena seperti yang kita ketahui, para spekulan masih giat dengan aksi perdagangannya, ditambah sentimen pasar tentang kekhawatiran akan kurangnya supplay minyak bumi pada musim dingin ini, hingga melemahnya nilai tukar dollar Amerika sehingga banyak komoditas negara ini yang juga mengalami penurunan nilai. Dampak dari melemahnya dollar Amerika ini sendiri cukup signifikan terhadap salah satu proyek non profit OLPC (One Laptop Per Child), dimana harga produksi laptop yang semual hanya $100 dollar Amerika, melonjak menjadi hampir dua kali lipat pada kisaran $188 dollar Amerika. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga komponen dasar pembuatan seperti silikon dan nikel.

Kepanikan di bidang Teknologi Informasi di dalam negeri tak lepas karena masih sangat tergantungnya Indonesia pada supplay Teknologi Informasi dari luar negeri, baik itu yang berkaitan dengan software maupun hardware. Lalu bagaimana dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap bidang Teknologi Informasi secara global? Teknologi Informasi dunia bukan tidak mungkin akan terkena imbas dari melajunya harga minyak dunia saat ini, mengingat industri ini juga membutuhkan dukungan dari komoditas yang satu ini. Selain itu melemahnya perekonomian dunia oleh karena kenaikan harga minyak tentu akan mengurangi minat masyarakat terhadap perkembangan teknologi informasi itu sendiri. Karena sebagaimanapun pentingnya teknologi informasi bagi masyarakat, pastilah masih bisa dikalahkan oleh masalah perut. Jika kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat sudah merosot, maka apresiasi dan minat mereka terhadap perkembangan Teknologi Informasi juga akan menurun. Hal ini tentunya akan berdampak buruk bagi bisnis di bidang ini. Padahal seperti yang kita ketahui, pasar negara-negara berkembang, terutama di Asia merupakan salah satu sasaran utama dari bisnis Teknologi Informasi ini, baik itu software maupun hardware. Banyak raksasa IT berjuang untuk dapat menguasai pasar ini. Namun jika perekonomian pasar ini melemah, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap daya serap masyarakat pada produk-produk IT tersebut. Jika sudah begitu, lalu akan dibawa ke mana perkembangan IT kita?

Baca selengkapnya disini......

Teknologi Penjernihan Minyak Goreng Kelapa Dengan Bahan Galian (Bentonit)





Bentonit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat dipergunakan untuk bahan penjernih (bleaching agent) minyak kelapa, dimana potensi industri ini sangat besar. Pemanfaatan bentonit ini akan memberikan nilai tambah yang cukup besar, dibandingkan jika dimanfaatkan hanya sebagai bahan pengganti batu bata atau batako.
Pengembangan usaha bahan galian industri yang berdaya saing kuat, sudah saatnya dikembangkan di propinsi-propinsi atau wilayah sesuai dengan potensi yang ada. Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian, jenis-jenis industri yang mengolah atau memanfaatkan sumber daya mineral non migas, khususnya bahan galian industri, merupakan jenis industri yang memiliki daya saing tinggi, andal dan mandiri bila dibina dan dikembangkan secara sungguh-sungguh, optimal dan terkoordinasi.

MANFAAT
1. Meningkatkan nilai tambah dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam mineral berupa bentonit.
2. Meningkatkan kualitas fisik dan kimia minyak goreng kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat.
3. Meningkatkan diversifikasi produk yang berasal dari bahan galian industri penjernih minyak goreng.
4. Meningkatkan produktifitas UKMK yang memanfaatkan bahan galian industri sebagai bahan baku dan bahan penunjang kegiatan produksi.
5. Meningkatkan nilai tambah produk yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

BAHAN
1. Minyak Goreng Kresengan
2. Bentonit teraktivasi
3. Soda Api Teknis (NaOh)
4. Air

CARA PENGOLAHAN
1. Bahan baku bentonit alam dikeringkan dengan cara dijemur untuk mengurangi kandungan airnya.
2. Proses pemecahan dan penggerusan dimana bentonit dipecah menjadi dua ukuran, masing-masing sebesar biji kacang tanah dan setengah dari ukuran biji kacang tanah. Hasil pecahan bentonit dicuci sampai bersih, lalu dikeringkan (dijemur atau di oven).
3. Bentonit kering masing-masing dimasukkan ke dalam tabung penyaring (1) untuk ukuran besar dan tabung penyaring (2) untuk ukuran kecil, dengan jumlah masing-masing sebanyak ½ kg (dapat digunakan untuk 20 liter minyak goreng).
4. Masukkan minyak goreng ke dalam tabung penyaring (1), tahan beberapa menit, buka kran dan dialirkan ke tabung penyaring(2), tahan beberapa menit, lalu ditampung di ember. Lakukan proses ini 3 kali.
5. Minyak yang sudah disaring, dicampur dengan larutan soda api (1 sendok the soda api ditambah 1 l air) dengan perbandingan 2 :1 ( 2 bagian minyak, 1 bagian larutan soda api). Aduk sampai merata sampai cairan agak mengental berwarna keputih-putihan.
6. Campuran (e) dimasukkan ke dalam tabung pemisah sabun (3), biarkan beberapa menit sampai air berpisah dengan minyak (air di bagian bawah dan minyak di bagian atas). Kemudian bagian air (bawah) di buang.
7. Cuci bagian minyak dengan air panas dengan perbandingan 1: 1 (1 bagian air panas, 1 bagian minyak). Aduk merata dan lakukan pemisahan pada tabung pemisah sabun (3) seperti pada cara (e). Lakukan pencucian 3 kali.
8. Minyak yang sudah dicuci, dipanaskan secara perlahan (api kecil) selama 3 - 4 jam, untuk menghilangkan kadar air dalam minyak.
9. Minyak yang telah dipanaskan disaring dengan kain, dinginkan dan masukkan ke dalam botol atau jerigen. Minyak siap digunakan.


Ditulis oleh Muhammad Nuzulul Sjahrudin pada 19-04-2009

Free Signature Generator

Free Signature Generator

Baca selengkapnya disini......

Degradasi Minyak Bumi via “Tangan” Mikroorganisme


Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.

Di Indonesia, minyak bumi banyak terdapat di bagian utara Pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatera, daerah kepala burung Papua, serta bagian timur Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai Jawa dan timur Kalimantan.

Minyak bumi kasar (baru keluar dari sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%. Terdapat sedikitnya empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4) sampai aspal yang memiliki atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin (isoalkana) yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena (sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan seri aromatik (benzenoid).

Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi tidak sama, bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut. Misalnya, minyak bumi Amerika komponen utamanya ialah hidrokarbon jenuh, yang digali di Rusia banyak mengandung hidrokarbon siklik, sedangkan yang terdapat di Indonesia banyak mengandung senyawa aromatik dan kadar belerangnya sangat rendah.

Minyak bumi berdasarkan titik didihnya dapat dibagi menjadi sembilan fraksi. Pemisahan ini dilakukan melalui proses destilasi.

Tabel Fraksi-fraksi minyak bumi

Permasalahan terjadi ketika produk minyak bumi yang dimanfaatkann manusia memunculkan efek yang tidak diinginkan bagi manusia itu sendiri ataupun bagi lingkungan sekitar. Sebagai contoh adalah produk minyak bumi plastik, yang menimbulkan masalah pencemaran lingkungan karena sulit didegradasi (memerlukan waktu yang lama untuk menghancurkannya). Belum lagi bahaya tumpahan minyak bumi dalam jumlah besar di laut seperti yang terjadi pada bulan Maret 1989 di dekat Prince William Sound, Alaska (11 juta galon minyak bumi dari super tanker Exxon Valdex tumpah ke laut) yang menimbulkan kerusakan berat ekosistem laut. Bahkan menurut catatan, biaya yang diperlukan untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut diduga mencapai 1,5 milyar dolar Amerika Serikat.

Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam mengatasi limbah yang ditimbulkan oleh produk minyak bumi. Salah satu metode paling cepat adalah dengan degradasi minyak bumi yang memanfaatkan mikroorganisme atau yang sering disebut biodegradasi.

Dekomposisi Minyak Bumi

Degradasi minyak bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, beberapa khamir, jamur, sianobakteria, dan alga biru. Mikroorganisme ini mampu menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2). Sebagai contoh, bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi.

Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme.

Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal.

Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.

Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba
1. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat).

Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi. Reaksi lengkap dalam proses ini terlihat pada gambar 1.


Gambar 1. Reaksi degradasi hidrokarbon alifatik

2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat. Gambar 2 menunjukkan reaksi perubahan senyawa benzena menjadi catechol.


Gambar 2. Reaksi degradasi hidrokarbon aromatik

Faktor Pembatas Biodegradasi

Kemampuan sel mikroorganisme untuk melanjutkan pertumbuhannya sampai minyak bumi didegradasi secara sempurna bergantung pada suplai oksigen yang mencukupi dan nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang ilmuwan bernama Dr. D. R. Boone menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan nutrien yang paling penting untuk degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai menyebabkan mikroba ini tidak aktif bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai contoh, penambahan nutrien anorganik seperti fosfor dan nitrogen untuk area tumpahan minyak meningkatkan kecepatan bioremediasi secara signifikan.

Ditulis oleh Sapto Nugroho Hadi pada 02-12-2003

Baca selengkapnya disini......

Setiap tahun sedikitnya ada lima sampai sepuluh juta ton minyak bumi dibuang ke perairan di seluruh dunia.2). Delapan persen diantaranya masih tertinggal di lingkungan dan meracuni secara langsung terhadap kehidupan di perairan dan secara tidak langsung meracuni ekosistim tumbuhan dan hewan. Kasus tumpahan minyak terbesar di Indonesia sendiri terjadi pada tahun 1975 dimana kapal Showa Maru menumpahkan 8.000 ton minyak bumi di Selat Malaka dan pada tahun 2003 terjadi tumpahan minyak di sepanjang pantai Bandara Sepinggan sampai Pelabuhan Semayang Balikpapan. Angka-angka tersebut belum termasuk tumpahan minyak yang dibuang ke perairan oleh kapal saat buang ballast di perairan lepas yang tidak dilaporkan sehingga buangan minyak tersebut tidak diketahui identitas pemiliknya untuk dimintai pertanggungjawaban.

Banyak cara untuk mengidentifikasi tumpahan minyak bumi di perairan. Salah satunya adalah dengan menggunakan spektrofotometri infra merah, terutama Spektrofotometer Fourier Transfirm Infra Red (FTIR). Digunakannya Spektrofotometer FTIR adalah atas pertimbangan kecepatan analisisnya. Kelebihan menggunakan Spektrofotometer FTIR adalah selain cepat dalam analisisnya dibandingkan spektrofotometer IR dispersi adalah dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning dan sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).




Untuk membantu mempercepat identifikasi minyak bumi digunakan program bantuan, salah satunya adalah bahasa pemrograman Visual Basic dengan menggunakan metoda Logika Syaraf Fuzzy (Neuro-Fuzzy Logics). Penggunaan Logika Syaraf Fuzzy ini berfungsi untuk menjembatani bahasa komputer (biner) dengan pola pikir manusia dengan pertimbangan subjektif berdasarkan kriteria tertentu, seperti seberapa besar kemiripan suatu minyak bumi atau berapa perbedaan yang bisa diterima untuk menentukan suatu minyak bumi adalah sama atau tidak.

Identifikasi minyak bumi penting artinya untuk mengetahui karakteristik dan asal-usul sumber minyak bumi tersebut. Pengetahuan mengenai identifikasi minyak bumi dapat diterapkan pada beberapa kegiatan dalam industri minyak dan gas bumi, misal ;
• Kegiatan Eksplorasi dan Produksi
• Kegiatan Pengolahan
• Kegiatan Lindungan Lingkungan

Pada kegiatan Eksplorasi dan Produksi, identifikasi minyak bumi dapat digunakan untuk mengetahui kebocoran pipa pada suatu lapangan minyak atau dalam suatu studi reservoir untuk mengetahui kontinuitas reservoirnya. Selain itu identifikasi minyak bumi berguna juga untuk mengetahui karakteristik endapan hidrokarbon dalam suatu lapisan batuan terhadap lapisan lainnya. Pada kegiatan Pengolahan, identifikasi minyak bumi dapat digunakan untuk memilih umpan di kilang. Pemilihan umpan ini dilakukan untuk memenuhi produk dengan spesifikasi tertentu. Sedangkan pada kegiatan Lindungan Lingkungan, identifikasi minyak bumi ini digunakan untuk mengenali tumpahan minyak, terutama dari kapal tanker di perairan bebas.

1. Masuknya Minyak Bumi ke Lingkungan.
Banyak kemungkinan masuknya minyak bumi ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Beberapa kiegiatan yang menjadi kemungkinan masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah :
• Produksi lepas pantai
• Transportasi
• Luruhan kota
• Rembesan alami
• Atmosfir
• Luruhan sungai
• Limbah industri
• Pengolahan

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh National Academy of Science, Amerika Serikat, besaran kontribusi masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah sebagai berikut :
• Produksi lepas pantai (1,3 %)
• Transportasi (34,9 %)
• Luruhan kota (4,9 %)
• Rembesan alami (9,8 %)
• Atmosfir (9,8 %)
• Luruhan sungai (26,2 %)
• Limbah industri (4,9 %)
• Pengolahan (3,3 %)
• Limbah domestik (4,9 %)

Dari gambar tersebut tampak bahwa penyumbang terbesar terhadap masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah dari kegiatan transportasi, kemudian disusul dari luruhan sungai.

2. Metoda Identifikasi Minyak Bumi.
Ada banyak metoda yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi minyak bumi berdasarkan karakteristik khususnya. Pada umumnya identifikasi minyak bumi dilakukan dengan cara menganalisis sifat-sifat kimia yang tidak terlalu dipengaruhi oleh proses pelapukan atau oleh cuaca, misal kandungan hidrokarbon berat, kandungan hidrokarbon poli aromatik, kandungan Belerang, kandungan Nitrogen, kandungan Nikel dan Vanadium, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut antara lain dapat diketahui menggunakan metoda berikut :

• Spektofotometri Infra Merah
Untuk mengetahui rasio pita serapan gugus rantai hidrokarbon pada bilangan gelombang tertentu, misal gugus metil, metilena dan hidrokarbon aromatik.

• Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa
Spektroskopi massa pada umumnya digabung dengan kromatografi gas untuk mengidentifikasi rasio senyawa-senyawa triterpana dan hopana.

• Kromatografi Gas
Untuk mengetahui pola kromatogram minyak bumi dan rasio pristana/fitana.

• Spektrofotometer Serapan Atom.
Untuk mengetahui rasio logam-logam dalam minyak bumi, terutama rasio kadar Vanadium/Nikel.

• dan metoda-metoda lainnya.
Ditulis oleh EG Giwangkara S di/pada Selasa, Agustus 22 2006

Baca selengkapnya disini......

SDM PERMINYAKAN MENYONGSONG 2010

Posted on Oktober 7, 2008 by Assunnah

Kita ketahui saat ini angka produksi minyak nasional sedang menurun. Faktor yang menentukan besarnya angka produksi minyak terdiri dari jumlah cadangan yang ditemukan, kemampuan kita secara finansial untuk mengembangkan lapangan minyak, ketersediaan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan lapangan itu, dan yang paling penting adalah sumber daya manusia (SDM) yang akan mengembangkan dan mengelola lapangan minyak itu.

Dulu kita melihat perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia sebagai raksasa-raksasa, baik Pertamina maupun perusahaan minyak asing. Kecederungan setelah tahun 2000, perusahaan kecil mulai banyak tumbuh. Beberapa di antaranya semakin besar dan bahkan tumbuh menjadi raksasa baru.

Kenyataan bahwa harga minyak dua tahun terakhir ini meningkat tajam menyebabkan semangat perusahaan baru untuk bangkit berkiprah semakin menggebu.

Industri Migas dan Pendidikan Bidang Perminyakan

Kegiatan industri perminyakan dimulai dari kegiatan eksplorasi, diikuti pemboran dan komplesi, konstruksi fasilitas produksi, tahap produksi, dan penyaluran minyak ke titik jual.

Dunia industri minyak digerakkan oleh pekerja yang terdiri dari bagian penunjang dan bagian inti. Bagian inti ini terbagi atas tiga kelompok: tingkat pelaksana yaitu operator dan teknisi; tingkat tenaga ahli; dan tingkat manajemen.

Selama ini SDM tingkat pelaksana banyak dikembangkan sendiri oleh masing-masing perusahaan. Pelatihan yang ditempuh biasanya berupa mentoring oleh pekerja yang lebih senior. Tingkat tenaga ahli yang biasanya didapat dari lembaga pendidikan formal, terutama dari perguruan tinggi, biasanya masih harus mendapatkan mentoring juga dari yang lebih senior. Lembaga pendidikan khusus tertentu seperti STEM Akamigas misalnya dapat menelorkan, baik tingkat teknisi maupun tenaga ahli melalui jenjang tertentu. Sedangkan tingkat manajemen berasal dari jenjang karir yang ditempuh, kebanyakan berasal dari tingkat tenaga ahli.

Tenaga ahli yang dimaksud adalah tenaga ahli kebumian (earth scientist), teknik perminyakan (petroleum engineer), teknik peralatan dan konstruksi (facility engineer). Di samping itu masih ada tenaga ahli di bidang K3L, dan lain-lain.

Perguruan tinggi di bidang perminyakan saat ini adalah ITB di Bandung, Trisakti dan UI di Jakarta, UIR di Pekanbaru, UPN Veteran dan Universitas Proklamasi di Yogyakarta.

Perguruan tinggi yang mapan di bidang perminyakan membekali lulusannya dengan ilmu-ilmu perminyakan. Namun dunia kerja membutuhkan bukan ilmu pengetahuan semata, melainkan juga soft skill dan pengalaman yang belum tercukupi di perguruan tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan harus melatih lagi para tenaga baru tersebut untuk siap bekerja.

Di antara perguruan tinggi di atas masih ada ketidakseragaman kurikulum, kompetensi tenaga pendidik, dan kondisi peralatan dan fasilitas pendidikan. Masih tampak kekurangan peralatan, atau peralatan yang ada tidak sesuai lagi dengan keadaan industri dewasa ini. Semua ini mempengaruhi kompetensi lulusan yang tidak seragam pula.
Kenyataan ini menyebabkan perusahaan harus melatih lagi tenaga-tenaga baru tersebut untuk siap bekerja.

Pada perusahaan besar penyiapan SDM dilakukan terstruktur. Setiap pegawai baru mendapat bimbingan dari seniornya. Perusahaan menyiapkan kurikulum pelatihan yang berkesinambungan. Karir pegawai disesuaikan pula dengan perkembangan perusahaan. Singkat kata, proses regenerasi telah direncanakan dan pada umumnya berjalan hampir sesuai rencana. Jika ada pegawai yang mengundurkan diri sebelum masa pensiun, proses regenerasi tetap berjalan.

Kebutuhan Tenaga Kerja

Akhir-akhir ini, setelah harga minyak terus menerus bertengger di atas angka 50 dolar AS per barrel, timbul suatu pemanasan di bidang industri perminyakan. Kebutuhan tenaga perminyakan menjadi sangat meningkat.

Di pihak lain, pendidikan bidang perminyakan tidak atau belum dapat meyesuaikan dengan kebutuhan jumlah maupun spesifikasi tenaga ahli perminyakan baru. Hal ini ditambah lagi oleh kenyataan dewasa ini minat terhadap pendidikan jurusan perminyakan mulai dikalahkan oleh minat terhadap bidang teknologi informasi.

Dari dua fakta di atas, maka terjadilah perubahan neraca antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga ahli perminyakan. Hal ini berlaku, baik pada tingkat sarjana maupun pada tingkat teknisi dan operator lapangan.

Perusahaan-perusahaan baru umumnya mendapatkan karyawannya dari pensiunan perusahaan besar yang notabene sudah sangat berpengalaman, dan juga membajak pekerja yang sedang berkarir di perusahaan besar atau kecil lain.

Banyak perusahaan baru mendapat pekerja dari perusahaan besar yang sudah mapan. Selagi yang keluar itu masih dapat dihitung dengan jari tangan, perusahaan yang kehilangan karyawan tidak terganggu. Kenyataannya, akhir-akhir ini jumlah perpindahan semakin deras. Bahkan yang menyerap SDM ini bukan saja perusahaan-perusahaan kecil di dalam negeri. Perusahaan multi nasional di negeri tetangga maupun negeri yang jauh telah menyedot banyak tenaga perminyakan Indonesia.

Perusahaan-perusahaan besar sesungguhnya telah mengalami penurunan mutu pekerja. Hal ini disebabkan oleh kekosongan yang terpaksa diisi dengan pegawai dari bidang-bidang penunjang seperti dari bagian transportasi atau bagian keamanan yang dipindahkan menjadi operator produksi. Walaupun telah mendapat pendidikan mendadak, namun kinerjanya belum dapat menyamai atau mendekati kinerja mereka yang berpengalaman di bidang produksi dan pemeliharaan fasilitas produksi. Singkat kata, saat ini banyak pekerja yang dilatih kecara karbitan untuk siap menjalankan pekerjaannya di bidang inti perminyakan.

Perusahaan yang mempekerjakan para pensiunan dalam beberapa tahun mendatang harus menyiapkan pengganti pekerja tersebut karena umur mereka yang semakin tua. Pada saat yang sama pengganti yang diharapkan sudah keluar dan tersebar di tempat-tempat lain di seantero dunia. Dengan demikian maka terjadilah kekurangan SDM, baik dalam jumlah maupun kualitas. Hal ini pada gilirannya akan sangat mempengaruhi kinerja industri perminyakan Indonesia.

Masih ada kenyataan bahwa pekerja di bidang penunjang belum memahami apa yang dikerjakan oleh pekerja di bidang inti. Hal ini akan merepotkan pekerja penunjang itu sendiri karena mereka harus banyak bertanya kepada pekerja bidang inti yang memerlukan bantuan mereka. Seringkali untuk bertemu orang lapangan agak sulit juga karena jauhnya lokasi kerja lapangan. Idealnya orang-orang yang bekerja di bidang penunjang pun pernah berpengalaman di bidang inti.

Yang Dapat Dilakukan

Menghadapi fenomena ini hal yang sudah dilakukan adalah adanya badan-badan pelatihan yang formatnya adalah di kelas. Program ini dapat meningkatkan mutu kinerja golongan pekerja di kantor dan teknisi tingkat atas. Sementara itu pekerja baru yang langsung mengoperasikan peralatan produksi masih memerlukan sarana pelatihan yang lebih sesuai dan memadai. Paling tidak, memiliki sarana praktek.

Pada tahun 1950-an di Sumatera Selatan ada pusat pendidikan perminyakan yang bernama PAM (Pendidikan Ahli Minyak). Pada kurun waktu 1960 hingga 1970an Pertamina dan pemerintah mempunyai pusat pendidikan bernama Akamigas. Bahkan Pertamina pernah mendirikan PKL (Pendidikan Kejuruan Lapangan) di Bajubang, Jambi pada 1970an. Lulusan lembaga semacam ini langsung dapat bekerja di lapangan. Mereka berlatih, baik teori maupun praktek, langsung di lapangan.

Untuk mengimbangi situasi yang ada, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghidupkan kembali sarana pelatihan siap-pakai untuk mencukupi kebutuhan pekerja pada beberapa tahun mendatang, terutama dalam mencapai produksi 1.3 juta BOPD di tahun 2010. Banyak pensiunan – yang masih bugar namun mungkin sudah kurang sesuai untuk bekerja di lapangan, yang mampu dan berminat mengajar. Di antara mereka dapat dipilih yang baik kemampuan mengajarnya sebagai langkah konkrit mengalihkan keterampilan dan pengetahuan.

Sebagai contoh, mungkin sarana pelatihan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) milik Pertamina di Sei Gerong dapat digiatkan kembali.
2. Memperkuat interaksi dan saling mengerti antara fungsi-fungsi di dalam perusahaan. Misalnya personil bidang hukum mengerti apa yang dikerjakan oleh bagian pemboran, bagian pengadaan memahami apa yang dilakukan orang di lapangan operasi produksi, bagian keuangan mengetahuui persis apa yang dilakukan oleh bagian seismik dan sebagainya. Metode semacam ini tidak hanya bisa dilakukan di perusahaan besar, tetapi juga di perusahaan-perusahaan berukuran kecil.
3. Membuka kesempatan magang di perusahaan yang mapan. Untuk tingkat mahasiswa hal ini sudah dilakukan. Dengan penyaringan yang cermat, mungkin bisa juga dilakukan untuk persiapan teknisi dan operator lapangan dari tingkat SMA.
4. Meningkatkan kemampuan karyawan dalam berkomunikasi seperti menyampaikan presentasi atau berbahasa Inggris. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi di perusahaan. Contohnya Toast Master Club.
5. Meningkatkan ketertarikan para calon pekerja untuk bekerja di bidang perminyakan nasional (dalam negeri). Salah satu yang cukup besar pengaruhnya adalah sistem remunerasi dan rasa kebanggaan untuk berada di lingkungan perminyakan Indonesia. Perlu dikaji lagi perbandingan sistem remunerasi di bidang Migas dibanding non-Migas, dan bahkan perlu dibandingkan dengan tawaran dari luar negeri.


http://www.iatmi.or.id/iatmi/artikel.php?id=35

Baca selengkapnya disini......

Kilang Pertamina Balongan Meledak


Duaar!, 6 Pekerja Terluka
Indramayu – Ledakan keras terjadi di kilang Pertamina, Balongan. Belum diketahui apa peyebabnya. Hanya saja peristiwa ini mengakibatkan 6 pekerja mengalami luka bakar. Ledakan ini diketahui terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (28/10/2008) di Unit Pengolahan VI Indramayu, Jawa Barat. Empat dari enam pekerja yang terluka itu yakni Danudi, Charli, Daryo, dan Norwan warga Ds Tambak. Korban lainnya Yohanes, warga Ds Pagkalan Losarang. Mereka dilarikan ke RS Bumi Patra Indramayu. Sementara seorang lainnya Hasanudin yang juga warga Ds Tambak mengalami luka bakar serius dan dilarikan ke RS Pertamina Pusat di Jakarta. Para pekerja ini kebetulan bertugas di kilang residu 102. Hingga pukul 21.00 WIB, mereka masih menjalani perawatan intensif. “Saat itu saya sedang menutup kran residu, tiba-tiba ledakan terjadi cepat,” ujar Johanes yang ditemui di rumah sakit. Umumnya, para korban mengalami luka bakar serius di bagian muka dan tangan, akibat kobaran api. Kini Polres Indramayu pun tengah melakukan identifikasi. Belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina.(ndr/asy)

Baca selengkapnya disini......